Thursday, September 4, 2025

Tabungan Haji: Action memenuhi Rukun Islam

Di Indonesia, negeri yang mayoritas penduduknya beragama Islam, naik haji bukan sekadar ibadah. Bukan sekedar memenuhi rukun Islam. Berhaji adalah impian kita semua. Impian yang diwariskan turun temurun. Dari ayah ke anak, dari ibu ke cucu. Tapi seperti halnya mimpi, berhaji perlu direncanakan, dibiayai, dan disiapkan dengan cermat. Apalagi, Daftar tunggu haji di Indonesia saat ini - berdasarkan data Kementerian Agama - mencapai 5,2 juta orang!! Masa tunggunya? Antara 11 hingga 47 tahun!!. Nah, masa tunggu haji yang lama tersebut memberikan peran penting bagi Tabungan Haji. 

Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), Bank Syariah terbesar di Indonesia, melihat peluang besar dalam Tabungan Haji. Terutama untuk meningkatkan porsi Dana Pihak Ketiga (DPK). Dengan masa tunggu haji yang sangat lama tersebut, tabungan untuk naik haji, sejak dini, bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. 

Setiap tahunnya, jamaah haji Indonesia yang pergi ke Tanah Suci mencapai sekitar 221 ribu jamaah. 84,7%-nya atau sekitar 172 ribu jamaah, berangkat melalui Tabungan Haji BSI. Artinya, sebagian besar jemaah sudah memanfaatkan produk perbankan syariah ini. Bahkan, tren pendaftaran haji terus meningkat—naik 23% pada 2023–2024. Ditambah lagi, 42% pendaftar haji kini menggunakan aplikasi mobile banking. Contohnya: dari BSI Mobile hingga BYOND by BSI. 

Kembali lagi, dari 5,2 juta orang daftar tunggu haji, 3,2 juta-nya adalah nasabah BSI. Jadi, menabung bukan hanya soal menyimpan uang, tapi juga soal mengelola waktu dan harapan.  Anton Sukarna, Direktur Sales & Distribution BSI, menyarankan agar masyarakat mulai menabung haji sejak dini. Mengapa? Dana pelunasan haji harus siap 15–25 tahun ke depan. Karena biaya bisa naik akibat inflasi dan nilai tukar. 

Tabungan Haji di BSI sendiri tumbuh 18,74% secara tahunan. Total rekening mencapai 6,18 juta rekening dengan dana kelolaan: Rp14,2 triliun. Menariknya, 12% berasal dari kelompok usia milenial. Mereka sudah sadar bahwa menabung haji bukan hanya urusan orang tua.Tapi juga yang muda-muda. 

Sayangnya, tak semua jemaah yang masuk kuota bisa berangkat. BIsa jadi ada yang gagal karena faktor: dana belum siap, dokumen belum lengkap, atau kondisi kesehatan yang memburuk. Solusinya, BSI meluncurkan Program Tabungan Haji Berhadiah Umrah. Sebagai salah satu bentuk edukasi kepada masyarakat untuk mempersiapkan dana haji dan sebagai tips perencanaan keuangan untuk beribadah ke Tanah Suci. Program ini bertujuan mengajak masyarakat mengatur arus kas (cash flow) secara rutin, sehingga alokasi Tabungan Haji menjadi terstruktur dan terencana. Dengan demikian, pada saat pelunasan haji tiba, dana telah tersedia tanpa perlu menjual aset atau mencari sumber pendanaan lain.  

Caranya, mudah saja: nasabah menabung rutin minimal Rp100 ribu per bulan melalui autodebet. Setiap top-up saldo sebesar Rp1 juta, nasabah memperoleh satu poin untuk diikutsertakan dalam undian hadiah umroh, dengan syarat saldo akhir bulan dan rata-rata saldo bulanan minimal Rp5 juta. Program ini berlangsung mulai 1 Agustus hingga Desember 2025. 

So, merencanakan haji harus mulai dari sekarang. Melalui Tabungan Haji, utamanya. Jangan tunggu keburu tua untuk mulai menabung haji. Dan disiplin menabung tuk Haji lebih mudah jika dilakukan secara autodebet. Apalagi jika berpotensi mendapatkan umrah. Mantab bukan ?!. Akhir kata, menabung haji merupakan action kita, ikhtiar kita, untuk memenuhi rukun Islam yang kelima. Semangat !!!