Tuesday, September 2, 2025

QRIS, bisa digunakan di Jepang !!

Beberapa waktu ke belakang, saya menjadi PIC KPI di salah satu unit kerja digital banking di Bank Syariah terbesar di Indonesia. Nah, salah satu achievement transaksi digital yang membuat KPI digital banking ‘hijau’ adalah transaksi Quick Response Code Indonesian Standard, yang disingkat QRIS. Biasanya, pencapaiannya ratusan persen. Secara tahunan.

QRIS sendiri adalah standar nasional untuk pembayaran digital menggunakan kode QR di Indonesia. Sehari-hari, QRIS saya gunakan untuk bayar ini itu. Dari beli Mie Aceh sampai cemilan cemilun lainnya. Ke depannya, mungkin ketika mengunjungi teman kuliah saya Tetsuya, yang nama 'Inggris’-nya Philip, tapi karena dia pintar & rajin, saya suka panggil dia Dekisugi, saya bisa juga pakai QRIS ketika beli ramen di Tokyo. QRIS, salah satu 'channel’ dari sistem pembayaran Indonesia, memang telah menjejakkan kaki di Jepang. Tepat di Hari Kemerdekaan RI ke-80, QRIS tak hanya merayakan nasionalisme, tapi juga globalisasi. Mantab!!

QRIS di Jepang? Yup, benar. Bukan mimpi, bukan wacana. Pada tahap awal, seperti dilberitakan dalam press release Bank Indonesia, sudah ada 35 merchant di Jepang yang menerima pembayaran QRIS. Caranya? Cukup scan JPQR Global dengan aplikasi pembayaran domestik Indonesia. Baik itu mobile banking maupun e-wallet. Praktis, efisien, dan tentu saja: membanggakan.

Sebelum berlabuh di Jepang, QRIS sudah duluan eksis di Thailand, Malaysia, dan Singapura. Transaksinya pun mantab:

- Thailand: 995 ribu transaksi, Rp437,54 miliar

- Malaysia: 4,3 juta transaksi, Rp1,15 triliun

- Singapura: 238 ribu transaksi, Rp77,06 miliar

Angka-angka di atas bukan sekadar pencapaian belaka. Angka-angka tersbut berbicara, bahwa QRIS bukan hanya alat bayar, tapi jembatan ekonomi antar negara. Seperti yang disampaikan Gubernur BI, Perry Warjiyo, yang pernah menjadi dosen tamu saya waktu kuliah Kebanksentralan, di FEUI: QRIS telah menjadi game changer dalam ekosistem pembayaran digital Indonesia.

QRIS memang bukan sekadar teknologi digital. QRIS menjelma sebagai alat diplomasi ekonomi. Sinergi antara Bank Indonesia, ASPI, METI Jepang, Payment Japan Association, Netstars, dan lembaga keuangan lainnya menunjukkan bahwa sistem pembayaran bisa menjadi alat diplomasi yang elegan.

Hebatnya lagi, ini belum selesai Saudara-saudara!!. QRIS juga sedang diuji coba untuk interkoneksi dengan China. Bayangkan, suatu hari nanti mungkin saya reunian dengan teman-teman dari China, atau travelling di Great Wall, lalu bayar ini itu pake QRIS di BYOND by BSI. Hal-hal semacam ini, secara makro ekonomi, akan berujung pada efisiensi transaksi lintas negara, terutama bagi UMKM dan sektor pariwisata.

QRIS, ke depannya akan memperkuat kedaulatan ekonomi digital Indonesia di  tingkat global. Dengan 57 juta user di tanah air, QRIS bukan lagi eksperimen, tapi kenyataan. Dan kini, kenyataan itu melangkah ke mancanegara. Dan, tentu saja, perluasan QRIS ke mancenegara harus dibarengi dengan edukasi, dan perlindungan konsumen.

Pada akhirnya, QRIS di Jepang adalah langkah kecil yang berdampak besar. Ia menunjukkan bahwa Indonesia bisa, dan sedang, menjadi pemain penting dalam sistem pembayaran global. QRIS menyatukan transaksi, globally, dengan satu sentuhan di HP kita. Semoga ke depannya, QRIS semakin meng-global. Amiin

*Data diolah dari Bank Indonesia


.